Ngeblog Lagi di Era Konten Video Vertikal

Jangan salah paham, Sebuah Jurnal bukanlah situs yang membahas jurnal akademik ataupun jurnal ilmiah. Situs ini merupakan blog pribadi seperti yang saya tuliskan di halaman tentang blog ini dan saya.

Hal tersebut harus dipertegas karena ada yang mengira saya membuat situs untuk mengumpulkan jurnal akademik. Jadi, sudah cukup jelas ya?

Blog dan Blogging

Mungkin istilah blog dan blogging sudah mulai jarang ditemui dan kalah populer dengan sosial media belakangan ini. Menurut saya pribadi hal ini adalah fakta karena kegiatan blogging meledak sekitar satu dekade yang lalu bahkan sebelum 2010.

Apa Sih Blog?

Secara simpel blog bisa disebut sebagai platform online yang dapat menjadi wadah untuk membagikan ide, pemikiran ataupun opini. Blog dapat dibuat oleh individu ataupun organisasi bahkan sebuah korporasi.

Blogging atau Ngeblog?

Sedangkan blogging atau juga ada yang menyebutnya ngeblog adalah kegiatan menulis dan publikasi konten di blog itu sendiri.

Salah satu fakta mengapa saya menamai situs ini “Sebuah Jurnal” tidak lain karena jurnal juga berarti (buku) catatan harian dalam KBBI.

Sehingga bagi saya kegiatan blogging di situs Sebuah Jurnal adalah menulis catatan harian yang diabadikan dalam bentuk online.

Jika ada yang bertanya mengapa tagline blog ini adalah “Berbagi untuk Abadi” maka jawabannya adalah suatu hal yang sudah berada di dunia digital dan sudah tersebar di ranah maya(online) akan sulit untuk dihapus. Jejak digital tersebut akan abadi selama masih terus dibagikan dan disimpan.

Hal ini sering saya sampaikan ketika mengisi webinar yang berkaitan dengan jejak digital.

Alasan Ngeblog

Menulis. Sesimpel itu alasan saya masih betah untuk ngeblog walaupun harus rela bayar ini itu dengan nominal yang lumayan untuk bisa membangun Sebuah Jurnal.

Melihat, Mendengar, Menikmati

Kegiatan menulis bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja semasih kita mengingat kejadian yang ingin kita ceritakan ulang.

Alih-alih merekam video yang harus menahan kamera ataupun HP untuk mendapatkan footage, konten tulisan sudah bisa diwakili dengan foto dengan background musik yang sesuai.

Berbeda dengan konten video yang harus utuh ketika menginginkan story line yang lengkap. Belum juga nanti dengan posisi kamera yang terlalu jauh bahkan kualitas audio-video yang belum maksimal.

Jadi saya lebih memilih melihat dan menikmati kegiatan dengan santai kemudian saya simpan untuk diceritakan nanti.

Contoh simpelnya adalah kawan saya yang mengeluh, “Percuma nonton konser kalau matanya fokus nonton konser di layar HP”

Abadikan foto dan video secukupnya saja, mari kita nikmati suasana.

Bukan opini populer, karena ini adalah selera kreativitas.

Mengenang Ingatan Lampau

Ntah menjadi berkah atau musibah. Banyak orang yang menyanjung memori dikepala saya ini termasuk kuat, padahal merasa pelupa.

Banyak momen yang perah terjadi saya lemparkan untuk menjadi bahan obrolan bersama kawan.

Misalkan kejadian 10 tahun lalu dimana masih duduk di bangku SMP, kenangan masa kecil bersama orang tua bahkan kondisi lingkungan sekitar rumah dari masa ke masa.

Kesalnya, ibunda sendiri bilang, “Loh, pas masih ada ini-ini-ini dirimu belum lahir lo tapi kok bener?!”

Dari ingatan-ingatan tersebut kadang juga muncul kalimat nyentrik yang mungkin relevan dengan hubungan dulu-sekarang.

Seperti rencana saya untuk menulis dengan beberapa topik seperti:

  • Terima kasih, karena bersamaku belum tentu dirimu merasa bahagia
  • Samakah kita sedang mencari?
  • Rumah yang kau idamkan

Berkah atau musibah, hal tersebut yang masih menjadi pertanyaan sampai sekarang tentang ingatan-ingatan yang mungkin lebih baik hilang.

Tapi karena diberikan ingatan yang tersimpan, maka saya coba untuk mengubahnya menjadi kata dan kalimat.

Penyesalan bukanlah karena kegagalanmu sekarang, tapi karena kamu masih ingat apa yang kau putuskan dahulu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini